Lika Liku Mendapatkan M.Pd
Pagi hari itu merupakan pagi yang biasa, dimana matahari terbit di upuk timur Indonesia dan kesibukan orang-orang mulai beroperasi. Jam 08-00 tertulis di dalam surat untuk Menguji Ujian Proposal; surat itu saya hantarkan kepada penguji kami nantinya. Komunikasi dengan dosen penguji tepatnya di RS Syarif Hidayatullah, dengan tujuan untuk memberikan proposal kami yang nantinya akan di ujikan. Ujian itu akan di laksanakan tepat pada tanggal 29 Oktober 2014 tepatnya pada hari Rabu jam 08.00. Kami bertiga sudah menyiapkan diri sebelum tanggal itu telah hadir.
Kami bertiga menyerahkan proposal kepada penguji-penguji kami nantinya. Sebelumnya saya sudah pernah ujian proposal namun kesempatan saya untuk ujian lebih dari satu kali masih di berikan dengan kata lain saya tidak lulus dalam dua kali ujian proposal dengan judul yang sama. Ketika hasil kedua juga tidak lulus saya membulatkan niat untuk mengganti judul saya dengan yang baru. Dan hasilnya ide saya teringat Kampung Inggris Pare Kediri, dengan itu saya kemudian menulis kembali proposal dengan judul yang baru. Dengan kesungguhan saya menulis sedaya dan upaya saya saya curahkan untuk menulis proposal tesis demi ilmu dan gelar nantinya yang akan saya dapatkan. Setelah saya selesai menulis proposal, sayangnya saya harus memiliki teman untuk mengajukan ujian proposal karena secara akademis tidak boleh mahasiswa ujian proposal hanya 1 orang saja, minimal 2 orang. Saya merasa lemas saat itu, karena semangat saya ternyata kurang di dukung oleh peraturan kampus. Kemudian saya kembali semangat dengan dorongan dari jurusan untuk mengajak teman-teman yang mau ujian proposal tesis secepatnya. Alhasil saya infokan via Whatsup, Facebook dan juga via sms ke beberapa orang yang menurut saya dia mau dan bisa ujian proposal secepatnya. Dua teman saya memberikan respond positive kepada saya yakni Aini dan Egi. Mereka berkata, kami mau dengan catatan mereka akan saya tunggu hinggal akhir bulan atau mereka minta waktu sekitar dua minggu untuk menulis proposalnya, dan saya pun menunggu mereka.
Saat menunggu mereka, saya mulai lengah untuk menulis tesis dikarenakan saya masih ragu akan ditolak lagi proposal yang ini. Jadinya saya hanya bisa melirik proposal saya sikit demi sedikit saya lihat bagaimana isi proposal itu. Tepat pada tanggal 25 September 2014 saya dan teman saya pergi ke Jawa Timur untuk melihat Kampung Inggris. Sesampai disana niat untuk mengunjungi Kampung Inggris terlaksana dan kami juga bertemu dengan Pelopor dari tempat kursus itu. Kami menghabiskan 3 hari disana untuk melihat dan menyaksikan sebagian kecil pembelajaran yang di terapkan di kursus tersebut. Kemudian kami kembali ke Jakarta dan bulan September hampir habis dan saya mulai menghubungi teman-teman saya yang ingin ujian proposal.
Merekan sudah siap untuk ujian proposal, dan kami mendaftar untuk ujian proposal tepat pada hari senin awal bulan Oktober 2014. dan kami akan menunggu jadwal yang akan di berikan kepada kami, waktu untuk menunggunya lumayan lama kurang lebih dari 15 hari setelah itu kami dapat titik terang untuk ujian proposal pada tanggal 29 Oktober 2014 tepat pada jam 08.00 pagi hari. Dengan adanya jadwal itu membuat jantung saya semakin berdebar lebih kencang, akan tetapi rasa syukur dengan jadwal itu juga ada. Tepat pada hari H-nya kami ujian satu per satu. Dalam proses ujian proposal saya mengalami kewalahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari penguji. Dan hal yang menjadi penting adalah bahwa kami lulus semua walaupun nilai yang kami peroleh standart saja. Dengan kelulusan kami itu, kami merasa sungguh senang dan amat senang, akan tetapi kesenangan kami itu sudah ni nanti oleh buku-buku yang akan kami cari sebagai referensi tesis kami. Kami di beri kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan selama 2 minggu saja. Dengan hal itu kami artinya harus sesegera mungkin untuk memperbaiki yang di coret-coret oleh dosen penguji.
Yang menjadi kesedihan bagi kami adalah tatkala kami ingin memberikan revisi kami dengan kurun waktu 2 minggu tersebut di coret-coret lagi oleh dosen penguji, dan kami di suruh untuk peer assesment dan hasilnya akan di print ulang kemudian minta tanda tangan kepada penguji kedua serta penguji pertama nantinya. Kami akan bersungguh-sungguh demi bangsa dan negara. Tepat pada tanggal 11 November 2014 kami kembali menyerahkan revisi kami kepada dosen penguji proposal, kali ini yang memeriksa adalah penguji ke-2 dan hasilnya oretan tinta berwarna merah menari di atas kertas putih proposal kami. Proposal kami di berikan saran dan masih butuh perbaikan; "ini masih kurang, ini sejajar, ini harus ada titik, kemudian tambah ininya" kira-kira seperti itu kalimat yang kami dengar disaat itu. Kami memiliki judul tesis yang berbeda sehingga kami memiliki jumla coretan yang berbeda-beda. Kemudian pemeriksaan proposal kami selesai sekitar pukul 11.20 WIB siang hari. Kami komitmen untuk bisa dapat tanda tangan hari itu juga, sehingga kami bertiga mencari tempat yang mendukung untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada. Tepatnya kami duduk di lantai 4 Fakultas Tarbiyah, satu persatu alatnya kami keluarkan dari tas masing-masing dan kami usahakan untuk dekat dengan colokan supaya bisa nyarger sambil ngetik. Namun sayang, laptop saya ada di kosan, sehingga saya harus pamit kepada teman-teman saya tapi sebelum saya pamit kami membuat komitmen bersama untuk mengajukan revisi baru hari itu juga dan saya pun pulang ke kosan, jarak antara kosan dengan kampus tidak terlalu jauh, butuh waktu 15 menit jalan kaki. Kami bertiga memutar otak masing-masing dengan upaya untuk memperbaiki proposal itu sebaik mungkin sehingga kami bisa mendapatkan tanda tangan oleh dosen penguji.
Pada pukul 03.00 sore saya kembali menemui teman saya yang berada di lantai-4. Revisi baru saya, sudah saya jilid, tinggal di serahin kepada penguji. Namun teman saya masih memainkan keyboardnya untuk merangkai kata-kata sehingga menjadi kalimat yang indah dan ajaib artinya mereka belum selesai merevisinya. Tak berapa lama, mereka selesai revisi yang baru, terus kami mengirim sms ke Mr. Alex untuk menanyakan Apakah Mr. Alex masih di kampus? namun sayang sms kami tidak di jawab oleh beliau sampai pada pukul 4.30 sehingga kami mengambil kesimpulan bahwa Mr. Alex sudah tidak ada di kampus dan kami pun memutuskan untuk pulang ke kediaman masing-masing. Pada pukul 4.45 Mr. Alex menelpon saya, dan sayangnya saya tidak menjawab telpon beliau karena saya berada di luar rumah dan Hanphone saya ada di dalam kamar, dan suara handphone saya tidak nyaring atau suaranya keras sehingga dengan 2 kali telpon dari Mr. Alex saya tidak menjawabnya.
Sore itu kami telah kembali ke kediaman kami masing-masing. Kemudian saya mengirimkan sms kepada Mr Alek sebagai perminta maafan kami. Hari hingga kamis kami tidak ke kampus disebabkan kami memiliki kesibukan masing-masing dan ada hari Jumat kami berangkat ke kampus dikarenakan saya menelpon Mr Alek dan beliau mengatakan akan ke kampus hari namun dalam komunikasi via telpon tersebut Mr Alek tidak mengatakan pukul dia ada di kampus. Saya berangkat pada hari Jumat itu yakni pukul 02.00 siang selesai sholat jumat, akan tetapi teman saya sudah ada di kampus sejak pukul 10.00 pagi. Sesampai saya di kampus saya whatsup mereka supaya bisa ketemuan namun balasan whatsupnya mereka ada di musholla perempuan sehingga saya tidak bisa duduk bareng mereka disana dan saya mengambil kesimpulan untuk naik ke lantai 4 dan mengambil tempat duduk untuk bisa santai sambil buka internet. Waktu berjalan per detik, menit, dan jam namun informasi dari Mr Alek belum ada, dan kami masih menunggu dengan setia dia kampus hingga pada pukul 05.00 dengan alasan kami tidak mau gagal yang kedua kalinya. Kami sudah selesai sholat ashar dan arah jarum jam dinding menunjukkan pukul 05.00 sore dan kami pun duduk bareng di parkiran tarbiyah dan saling tanya tentang keberadaan dia, di saat itu kami menelpon ulang Mr. Alek untuk mengetahui kabar apakah dia telah ada di kampus atau tidak.
Saya : tuuuutttt tuuuuuutt... ttuuuuutttt. (menelpon)
Sir : Ya,,, saya masih di jalan ni di Jakarta timur daerah UNJ, macet. Kayaknya saya sampe malam ke kampus. gmn?
Saya : gimana kalau besok saja sir?
Sir : Ia besok saja ya,, ni lagi macet. jam 8 ya karena saya da bimbingan besok 8 orang.
Saya : iya sir... Thanks sir wassalam
Setelah itu kami pulang ke tempat masing-masing dengan kesimpulan bahwa hari itu kami tidak bertemu dengan Mr Alek.
Pada pukul 03.00 sore saya kembali menemui teman saya yang berada di lantai-4. Revisi baru saya, sudah saya jilid, tinggal di serahin kepada penguji. Namun teman saya masih memainkan keyboardnya untuk merangkai kata-kata sehingga menjadi kalimat yang indah dan ajaib artinya mereka belum selesai merevisinya. Tak berapa lama, mereka selesai revisi yang baru, terus kami mengirim sms ke Mr. Alex untuk menanyakan Apakah Mr. Alex masih di kampus? namun sayang sms kami tidak di jawab oleh beliau sampai pada pukul 4.30 sehingga kami mengambil kesimpulan bahwa Mr. Alex sudah tidak ada di kampus dan kami pun memutuskan untuk pulang ke kediaman masing-masing. Pada pukul 4.45 Mr. Alex menelpon saya, dan sayangnya saya tidak menjawab telpon beliau karena saya berada di luar rumah dan Hanphone saya ada di dalam kamar, dan suara handphone saya tidak nyaring atau suaranya keras sehingga dengan 2 kali telpon dari Mr. Alex saya tidak menjawabnya.
Sore itu kami telah kembali ke kediaman kami masing-masing. Kemudian saya mengirimkan sms kepada Mr Alek sebagai perminta maafan kami. Hari hingga kamis kami tidak ke kampus disebabkan kami memiliki kesibukan masing-masing dan ada hari Jumat kami berangkat ke kampus dikarenakan saya menelpon Mr Alek dan beliau mengatakan akan ke kampus hari namun dalam komunikasi via telpon tersebut Mr Alek tidak mengatakan pukul dia ada di kampus. Saya berangkat pada hari Jumat itu yakni pukul 02.00 siang selesai sholat jumat, akan tetapi teman saya sudah ada di kampus sejak pukul 10.00 pagi. Sesampai saya di kampus saya whatsup mereka supaya bisa ketemuan namun balasan whatsupnya mereka ada di musholla perempuan sehingga saya tidak bisa duduk bareng mereka disana dan saya mengambil kesimpulan untuk naik ke lantai 4 dan mengambil tempat duduk untuk bisa santai sambil buka internet. Waktu berjalan per detik, menit, dan jam namun informasi dari Mr Alek belum ada, dan kami masih menunggu dengan setia dia kampus hingga pada pukul 05.00 dengan alasan kami tidak mau gagal yang kedua kalinya. Kami sudah selesai sholat ashar dan arah jarum jam dinding menunjukkan pukul 05.00 sore dan kami pun duduk bareng di parkiran tarbiyah dan saling tanya tentang keberadaan dia, di saat itu kami menelpon ulang Mr. Alek untuk mengetahui kabar apakah dia telah ada di kampus atau tidak.
Saya : tuuuutttt tuuuuuutt... ttuuuuutttt. (menelpon)
Sir : Ya,,, saya masih di jalan ni di Jakarta timur daerah UNJ, macet. Kayaknya saya sampe malam ke kampus. gmn?
Saya : gimana kalau besok saja sir?
Sir : Ia besok saja ya,, ni lagi macet. jam 8 ya karena saya da bimbingan besok 8 orang.
Saya : iya sir... Thanks sir wassalam
Setelah itu kami pulang ke tempat masing-masing dengan kesimpulan bahwa hari itu kami tidak bertemu dengan Mr Alek.
Pada hari sabtu tanggal 15 Nov 2014 kami bertemu sir di lantai 4 fakultas tarbiyah di rungan kelas. Kami melihat sir sedang membimbing mahasiswa guru paud yang mau mendapatkan gelar sarjana. Kemudia sir itu mengatakan "silahkan masuk" dan kami pun masuk ke dalam ruangan tersebut. Setelah 5 menit kurang lebih ibu yang bimbingan dengan itu pun selesai dan kini giliran kami yang akan di periksa. kami bertiga maju kedepan dan memberikan proposal yang telah kami revisi. Proposal Egi yang pertama di lihat dan di berikan tanda tangan, kemudian Aini juga di berikan tanda tangan, dan yang terkhir adalah saya dan Alhamdulillah saya juga dapat tanda tangan dari Sir. Setelah itu saya dan teman-teman sangat senang, saya bisa melihat binar mata teman saya ketika propsoal mereka di tanda tangani dan begitu juga saya. Kami pamitan dengan sir sambil salaman antara dosen dangan mahasiswa. Kemudian kami mengirimkan sms kepada penguji pertama yaitu ibu Fahriany namun sayang sms kami tidak dibalas sehingga kami pulang sebelum waktu sholat zuhur. Hari itu akan menjadi sejarah bagi kami bertiga tatakala kami telah selesai menempuh pendidikan S-2 di uin Jakarta.
Senin itu juga menjadi bagian sejarah bagi kami, pukul 10.00 pagi kami bertiga berangkat dari kosan kami masing-masing menuju kampus. Sesampai kami di kampus kami saling mengirimkan whatsup dan akhirnya kami bertiga bertemu di lantai 4 dekat dengan Jurusan magister FITK (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan). Sebelumnya kami telah mengirimkan sms kepada Ibu Fahriany tepatnya di pagi hari tadi. Kami melangkahkan kaki kami ke jurusan magister dan membuka pintunya dan ternyata ibunya tidak ada yang ada adalah Bapak Jejen dan Mas Azky lalu kami bertanya kepada mas azky.
Kami : Mas.... Ibu Fahriany hari ini masuk?
Azky : Masuk, tapi lagi menghadiri, ada acara di Ruang Audiorama Harun Nasution.
Kami : Terima kasih ya.
Azky : Ya, Tunggu aja, nanti ibunya akan datang, kalau acaranya sudah selesai.
Kami : Ok. Terima kasih ya.
Kemudian kami menunggu jarum jam menuju pukul 12.00 siang. Akan tetapi kami tidak berdiam diri di lantai 4 tetapi kami keluar dari kampus. Egi dan Aini pergi untuk mengkopi buku mata pelajaran yang mereka ajarkan di sekolah sementara saya pergi ke warung nasi ''Sabana Murah'' di depan pintu kecil UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami berpisah dari pukul 10.00 hingga masuk waktu sholat zuhur. Pada saat saya makan, Wak Yung mengirimkan sms kepada saya bahwa ada seminar ''Bahasa'' di ruagan Audiorama, kemudian saya mempercepat waktu makan saya supaya saya bisa hadir di acara seminar tersebut. Saya pun selesai makan dan berangkat ke ruagan Audiorama setelah saya sampai di sana saya melihat meja registrasi dan saya pun registrasi serta panitia memberikan snack dan akhirnya saya masuk ke dalam ruangan seminar. Saya duduk di barisan paling belakang tepatnya membelakangi dinding gedung Audiorama. Seminar saya ikuti hingga sesi tanya jawab pada saat tanya jawab teman saya menelpon bahwa Ibu Fahriany sudah ada di Jurusan lantai 4 dan mereka menyuruh saya sesegera mungkin untuk datang kesana.
Saya pun bergegas diri untuk meninggalkan ruangan Audiorama walapun seminar saat saya tinggal belum ditutup tetapi acara inti seminar sudah saya ikuti dan dimeja registrasi saya dan teman saya wak yung mendapatkan nasi kotak untuk makan siang. Dan kami pun pergi ke fakultas tarbiyah dan wak yung pun ingin bertemu dengan Dekan fakultas tarbiyah Ibu Nurlena sehingga kami berjalan berdua ke fakultas tarbiyah. Saya naik ke lantai 4 dan wak yung tinggal di lantai 2, teman saya sudah menunggu saya di lantai 4 dan ketika saya sampai di lantai 4 mereka langsung mengajak saya untuk masuk ke ruangan jurusan. Kami pun masuk ke ruangan jurusan.
Kami : Assalam alaikum
Ibu : Walikum salam, masuk nak, sebentar ya ibu sholat dulu. Waktu sholat zuhur uda masuk ini.
Kami : Ia bu, jam satu ya bu?
Ibu : Ya, jam satu lah nanti ya nak ya.
Kami : Ya ibu, assalamu alaikum (sambil menutup pintu jurusan)
Kami pun sholat, egi dan ai sholat di lantai 4 dan saya sholat di lantai 7 bersama wak yung. setelah selesai sholat saya dan wak yung makan nasi kotak tadi yang diberikan oleh panitia seminar tentang bahasa. Setelah selesai makan kemudian saya pergi ke lantai 4 dan wak yung pergi ke lantai dua. Setelah saya sampai di lantai 4 saya, ternyata teman saya sudah ada disana menunggu pukul 01.00 siang. Tepat pada pukul 01.00 siang kami masuk ke ruangan jurusan dan ibu Fahriany sudah selesai melaksanakan sholat zuhur dan kelihatannya dia menunggu kami dan kami pun melangkahkan kaki kami ke meja ibu Fahriany.
Ibu : Gimana uspan...
Kami : Ia bu... (kemudian salaman), kami sudah dapat tanda tangan dari Mr Alek.
Ibu : Mari ibu lihat proposalnya. (ibu membolak balik proposal saya). Nanti penulisan yang selanjutnya menggunakan body note jangan pake footnote lagi ya. Di panduan kita yang baru itu sudah ada cara-caranya. Bukunya belum selesai di cetak tapi sudah bisa di download di web magister fitk. Nanti bisa kamu download ya.
Kami : Ya bu.
Ibu : (mencacri pulpen yang bagus tintanya dan menandatangani proposal saya) Egi mana proposalnya (ditandatangani) Aini (juga ditandatangani) nama saya salah ini. Tapi apa-apa sudah terlanjur di tandatangani. Setelah ini baru ke Azky untuk mendapatkan pembimbing ya nak ya.
Kami : Iya Bu.
Kemudian kami ke meja mas Azky untuk mendapatkan pembimbing. Sebelumnya kami harus mengkopi surat kelulusan proposal kami sebagai arsip untuk jurusan. Mas Azky menuliskan siapa-siapa yang akan menjadi pembimbing tesis kami nantinya. Sebelumnya kami mengkopi proposal kami sebanyak 2 rangkap dan dengan waktu berkisar 1/2 jam kami pun mendapatkan pembimbing kami. Pembimbing saya adalah Pak Fuad dan Farkhan, Egi adalah Ibu Fahriany dan Alek, Aini adalah Atiq dan Ibu Fahriany. Egi dan Aini memberikan surat pernyataan pembimbing mereka kepada Ibu Fahriany dan saya harus melangkahkan kaki ke fakultas Adab untuk menemui Pak Farkhan, kami bertiga ke fakultas Adab setelah sampai disana kami menjumpai bapak itu dan saya menyerahkan surat pernyataan pembimbing tesis. Kemudia Aini menanyakan tentang nilai mata kuliahnya yang belum keluar hingga saat itu. Setelah selesai kami pun pulang ke rumah masing-masing mulai saat itu kami harus menghadapi pembimbing tesis secara sendiri-sendiri. Hari itu menjadi hari yang bahagia bagi kami, saya melihat itu dari bening bola mata teman saya seakan-akan mengatakan "terima kasih ya Allah, terima kasih yang sebesar-besarnya'' dan saya juga merasakan kebahagian itu.
Pada hari jumat siang saya menjumpai Bapak Fuand sebagai pembimbing saya yang ke dua. Saya bertemu dengan bapak di ruangan jurusan, saya mendapat masukan ketika bertemu dengan dia dan saya di sarankan untuk menjumpai Pak Farkhan dengan tujuan memberitahu bahwa saya memiliki dua dosenpembimbing. Akan tetapi sayahari itu saya tidak menjumpai Pak Farkhan walaupun saya sudah menunggu bapak itu di gedung Adab dan Humaniora.
Tanggal 28 November 2014 adalah awal cerita saya untuk menyelesaikan proposal saya. Hari itu sebenarnya saya lagi bingung mau menulis atau menambah topik tentang apa di dalam bab II proposal saya. Saat di perpustakaan Tarbiyah saya menambahkan sedikit saja, hanya beberapa kalimat di dalam paragrap dan menambah satu kolom durasi waktu penelitian pada bab III. Dengan niat yang kuat sehingga proposal itu saya cetak ganda karena pembimbing proposal tesis ada dua orang. Jumat itu saya print di pagi hari tepatnya di kamar Wak Yung, sialnya saat saya print catridge printernya mengulah, tidah bisa ngeprint normal, intinya hasil cetakannya tidak jelas. Sehingga saya tunda untu mencetak semua proposal saya walaupun sebagian sudah saya print, kemudian kami pergi memperbaikinya ke Legoso. Setelah di perbaiki kami kena biaya Rp. 20.000. Setelah itu kami kembali ke kosan dan saya lanjut mencetak proposal saya. Akhirnya selesai juga saya mencetak propsoal saya. kemudian saya berangkat ke kampus untuk mengajukannya kepada pembimbing. Pertama saya berikan kepada Mr. Fuad Fachruddin dan yang kedua saya berikan kepada Mr. Farkhan. Setelah selesai saya serahkan saya merasa senang tapi saya merasa gak enak karena pastinya saya harus menerima kritikan pembimbing-pembimbing tesis saya.
Satu minggu kemudian saya pergi ke fakultas adab dan humaniora karena meja kerja bapak Farkhan ada disana karena sebelumnya beliau menjelaskan kepada saya untuk tempat proposal mahasiswa sudah disediakan dan tempat itu ada dua box, satu box untuk proposal yang akan di koreksi dan satu box lagi untuk proposal yang telah di koreksi. Pagi itu saya pergi ke kampus dengan harapan proposal saya sudah di periksa. sesampai saya disana saya melihat bahwa proposal saya telah di koreksi dan saya buka dengan perasaan was-was dan benar bahwa proposal saya telah di koreksi dan salahnya lumayan banyak. Tanpa pikir panjang saya langsung pergi pulang ke kosan tanpa. Proposal yang sama pak Fuad akan saya tanyakan pada hari Jumat karena beliau ada di kampus hanya hari jumat aja. tepat pada hari rabu saya mengirimkan sms kepada beliau dan balasannya "insyallah".
Proposal yang bapak Farkhan saya revisi mulai dari hari selasa hingga jumat pagi, dan pada hari jumat sore saya kembali melangkahkan kaki ke kampus fakultas ada dan humaniora untuk mengajukan kembali proposal saya. dan pada jumat pagi itu saya bertemu dengan bapak Farkhan dan koreksian bapak itu sungguh sangat banyak diantaranya latar belakang kurang tajam, butuh ketajaman lagi, bab 2 isunya kurang tepat tepatnya language immersion, dan yang ketiga bab 3 nya kurang jelas kata beliau. Sehingga hati nurani saya berpikir "sabar" ini adalah proses untuk mendapatkan gelar M.Pd. tak lama berkata-kata dengan bapak itu saya langsung pulang ke kosan dengan hati yang galau karena banyaknya coretan dan yang harus di ganti bukan di revisi. tepatnya juma itu adalah 12-12-14.
Hampir 3 Minggu saya mengerjakan bab 2 dan yang lainnya untuk menyempurnakan apa yang diminta oleh bapak fuad, pada tanggal 9 saya mengajukan kembali proposal saya kepada pak Fuad dengan hati yang sedikit lemah karena mengganti bab 2nya, tapi hati kecilku berkata ini adalah proses lakukan apa yang kamu bisa dan usahakan kamu bisa memberikan yang terbaik. Hati yang kuat dan mental yang kuat saya ayunkan tangan ini untuk menyerahkan proposal saya kembali. Seminggu kemudian saya menunggu bapak itu di ruang magister tepatnya pada jumat 16-1-15 namun sayang sbapak itu tidak datang saya terpaksa harus menunggu minggu depan lagi. kemudian saya pergi ke fakultas adab untuk melihat kembali apakah proposal saya sudah di koreksi oleh bapak farhkan dan alhamdulillah sudah di koreksi. yang di minta oleh beliau adalah revisi grammernya saja itu tepatnya 15-1-15. Saya berdoa kepada allah swt moga proposal saya ini secepatnya di tanda tangani karena saya punya harapan bisa wisuda bulan 5 atau mei tahun 2015 dan sekarang sudah bulan januari.
Pada tanggal 4 September 2015, saya terjadwal untuk ujian comprehensive dan alhamdulillah lulus dengan pernyataan dosen penguji bahwa thesis saya bisa di ajukan untuk ujian working in progress I (WIP I). Ketika itu saya merasa sedikit lega dan bergejolak untuk mengerjakan thesis ini dengan secepatnya. Saya sangat berharap bahwa S2 saya ini selesai ketika saya semeter 7 dan mentok2 di awal semester 8. Amin.
Senin itu juga menjadi bagian sejarah bagi kami, pukul 10.00 pagi kami bertiga berangkat dari kosan kami masing-masing menuju kampus. Sesampai kami di kampus kami saling mengirimkan whatsup dan akhirnya kami bertiga bertemu di lantai 4 dekat dengan Jurusan magister FITK (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan). Sebelumnya kami telah mengirimkan sms kepada Ibu Fahriany tepatnya di pagi hari tadi. Kami melangkahkan kaki kami ke jurusan magister dan membuka pintunya dan ternyata ibunya tidak ada yang ada adalah Bapak Jejen dan Mas Azky lalu kami bertanya kepada mas azky.
Kami : Mas.... Ibu Fahriany hari ini masuk?
Azky : Masuk, tapi lagi menghadiri, ada acara di Ruang Audiorama Harun Nasution.
Kami : Terima kasih ya.
Azky : Ya, Tunggu aja, nanti ibunya akan datang, kalau acaranya sudah selesai.
Kami : Ok. Terima kasih ya.
Kemudian kami menunggu jarum jam menuju pukul 12.00 siang. Akan tetapi kami tidak berdiam diri di lantai 4 tetapi kami keluar dari kampus. Egi dan Aini pergi untuk mengkopi buku mata pelajaran yang mereka ajarkan di sekolah sementara saya pergi ke warung nasi ''Sabana Murah'' di depan pintu kecil UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami berpisah dari pukul 10.00 hingga masuk waktu sholat zuhur. Pada saat saya makan, Wak Yung mengirimkan sms kepada saya bahwa ada seminar ''Bahasa'' di ruagan Audiorama, kemudian saya mempercepat waktu makan saya supaya saya bisa hadir di acara seminar tersebut. Saya pun selesai makan dan berangkat ke ruagan Audiorama setelah saya sampai di sana saya melihat meja registrasi dan saya pun registrasi serta panitia memberikan snack dan akhirnya saya masuk ke dalam ruangan seminar. Saya duduk di barisan paling belakang tepatnya membelakangi dinding gedung Audiorama. Seminar saya ikuti hingga sesi tanya jawab pada saat tanya jawab teman saya menelpon bahwa Ibu Fahriany sudah ada di Jurusan lantai 4 dan mereka menyuruh saya sesegera mungkin untuk datang kesana.
Saya pun bergegas diri untuk meninggalkan ruangan Audiorama walapun seminar saat saya tinggal belum ditutup tetapi acara inti seminar sudah saya ikuti dan dimeja registrasi saya dan teman saya wak yung mendapatkan nasi kotak untuk makan siang. Dan kami pun pergi ke fakultas tarbiyah dan wak yung pun ingin bertemu dengan Dekan fakultas tarbiyah Ibu Nurlena sehingga kami berjalan berdua ke fakultas tarbiyah. Saya naik ke lantai 4 dan wak yung tinggal di lantai 2, teman saya sudah menunggu saya di lantai 4 dan ketika saya sampai di lantai 4 mereka langsung mengajak saya untuk masuk ke ruangan jurusan. Kami pun masuk ke ruangan jurusan.
Kami : Assalam alaikum
Ibu : Walikum salam, masuk nak, sebentar ya ibu sholat dulu. Waktu sholat zuhur uda masuk ini.
Kami : Ia bu, jam satu ya bu?
Ibu : Ya, jam satu lah nanti ya nak ya.
Kami : Ya ibu, assalamu alaikum (sambil menutup pintu jurusan)
Kami pun sholat, egi dan ai sholat di lantai 4 dan saya sholat di lantai 7 bersama wak yung. setelah selesai sholat saya dan wak yung makan nasi kotak tadi yang diberikan oleh panitia seminar tentang bahasa. Setelah selesai makan kemudian saya pergi ke lantai 4 dan wak yung pergi ke lantai dua. Setelah saya sampai di lantai 4 saya, ternyata teman saya sudah ada disana menunggu pukul 01.00 siang. Tepat pada pukul 01.00 siang kami masuk ke ruangan jurusan dan ibu Fahriany sudah selesai melaksanakan sholat zuhur dan kelihatannya dia menunggu kami dan kami pun melangkahkan kaki kami ke meja ibu Fahriany.
Ibu : Gimana uspan...
Kami : Ia bu... (kemudian salaman), kami sudah dapat tanda tangan dari Mr Alek.
Ibu : Mari ibu lihat proposalnya. (ibu membolak balik proposal saya). Nanti penulisan yang selanjutnya menggunakan body note jangan pake footnote lagi ya. Di panduan kita yang baru itu sudah ada cara-caranya. Bukunya belum selesai di cetak tapi sudah bisa di download di web magister fitk. Nanti bisa kamu download ya.
Kami : Ya bu.
Ibu : (mencacri pulpen yang bagus tintanya dan menandatangani proposal saya) Egi mana proposalnya (ditandatangani) Aini (juga ditandatangani) nama saya salah ini. Tapi apa-apa sudah terlanjur di tandatangani. Setelah ini baru ke Azky untuk mendapatkan pembimbing ya nak ya.
Kami : Iya Bu.
Kemudian kami ke meja mas Azky untuk mendapatkan pembimbing. Sebelumnya kami harus mengkopi surat kelulusan proposal kami sebagai arsip untuk jurusan. Mas Azky menuliskan siapa-siapa yang akan menjadi pembimbing tesis kami nantinya. Sebelumnya kami mengkopi proposal kami sebanyak 2 rangkap dan dengan waktu berkisar 1/2 jam kami pun mendapatkan pembimbing kami. Pembimbing saya adalah Pak Fuad dan Farkhan, Egi adalah Ibu Fahriany dan Alek, Aini adalah Atiq dan Ibu Fahriany. Egi dan Aini memberikan surat pernyataan pembimbing mereka kepada Ibu Fahriany dan saya harus melangkahkan kaki ke fakultas Adab untuk menemui Pak Farkhan, kami bertiga ke fakultas Adab setelah sampai disana kami menjumpai bapak itu dan saya menyerahkan surat pernyataan pembimbing tesis. Kemudia Aini menanyakan tentang nilai mata kuliahnya yang belum keluar hingga saat itu. Setelah selesai kami pun pulang ke rumah masing-masing mulai saat itu kami harus menghadapi pembimbing tesis secara sendiri-sendiri. Hari itu menjadi hari yang bahagia bagi kami, saya melihat itu dari bening bola mata teman saya seakan-akan mengatakan "terima kasih ya Allah, terima kasih yang sebesar-besarnya'' dan saya juga merasakan kebahagian itu.
Pada hari jumat siang saya menjumpai Bapak Fuand sebagai pembimbing saya yang ke dua. Saya bertemu dengan bapak di ruangan jurusan, saya mendapat masukan ketika bertemu dengan dia dan saya di sarankan untuk menjumpai Pak Farkhan dengan tujuan memberitahu bahwa saya memiliki dua dosenpembimbing. Akan tetapi sayahari itu saya tidak menjumpai Pak Farkhan walaupun saya sudah menunggu bapak itu di gedung Adab dan Humaniora.
Tanggal 28 November 2014 adalah awal cerita saya untuk menyelesaikan proposal saya. Hari itu sebenarnya saya lagi bingung mau menulis atau menambah topik tentang apa di dalam bab II proposal saya. Saat di perpustakaan Tarbiyah saya menambahkan sedikit saja, hanya beberapa kalimat di dalam paragrap dan menambah satu kolom durasi waktu penelitian pada bab III. Dengan niat yang kuat sehingga proposal itu saya cetak ganda karena pembimbing proposal tesis ada dua orang. Jumat itu saya print di pagi hari tepatnya di kamar Wak Yung, sialnya saat saya print catridge printernya mengulah, tidah bisa ngeprint normal, intinya hasil cetakannya tidak jelas. Sehingga saya tunda untu mencetak semua proposal saya walaupun sebagian sudah saya print, kemudian kami pergi memperbaikinya ke Legoso. Setelah di perbaiki kami kena biaya Rp. 20.000. Setelah itu kami kembali ke kosan dan saya lanjut mencetak proposal saya. Akhirnya selesai juga saya mencetak propsoal saya. kemudian saya berangkat ke kampus untuk mengajukannya kepada pembimbing. Pertama saya berikan kepada Mr. Fuad Fachruddin dan yang kedua saya berikan kepada Mr. Farkhan. Setelah selesai saya serahkan saya merasa senang tapi saya merasa gak enak karena pastinya saya harus menerima kritikan pembimbing-pembimbing tesis saya.
Satu minggu kemudian saya pergi ke fakultas adab dan humaniora karena meja kerja bapak Farkhan ada disana karena sebelumnya beliau menjelaskan kepada saya untuk tempat proposal mahasiswa sudah disediakan dan tempat itu ada dua box, satu box untuk proposal yang akan di koreksi dan satu box lagi untuk proposal yang telah di koreksi. Pagi itu saya pergi ke kampus dengan harapan proposal saya sudah di periksa. sesampai saya disana saya melihat bahwa proposal saya telah di koreksi dan saya buka dengan perasaan was-was dan benar bahwa proposal saya telah di koreksi dan salahnya lumayan banyak. Tanpa pikir panjang saya langsung pergi pulang ke kosan tanpa. Proposal yang sama pak Fuad akan saya tanyakan pada hari Jumat karena beliau ada di kampus hanya hari jumat aja. tepat pada hari rabu saya mengirimkan sms kepada beliau dan balasannya "insyallah".
Proposal yang bapak Farkhan saya revisi mulai dari hari selasa hingga jumat pagi, dan pada hari jumat sore saya kembali melangkahkan kaki ke kampus fakultas ada dan humaniora untuk mengajukan kembali proposal saya. dan pada jumat pagi itu saya bertemu dengan bapak Farkhan dan koreksian bapak itu sungguh sangat banyak diantaranya latar belakang kurang tajam, butuh ketajaman lagi, bab 2 isunya kurang tepat tepatnya language immersion, dan yang ketiga bab 3 nya kurang jelas kata beliau. Sehingga hati nurani saya berpikir "sabar" ini adalah proses untuk mendapatkan gelar M.Pd. tak lama berkata-kata dengan bapak itu saya langsung pulang ke kosan dengan hati yang galau karena banyaknya coretan dan yang harus di ganti bukan di revisi. tepatnya juma itu adalah 12-12-14.
Hampir 3 Minggu saya mengerjakan bab 2 dan yang lainnya untuk menyempurnakan apa yang diminta oleh bapak fuad, pada tanggal 9 saya mengajukan kembali proposal saya kepada pak Fuad dengan hati yang sedikit lemah karena mengganti bab 2nya, tapi hati kecilku berkata ini adalah proses lakukan apa yang kamu bisa dan usahakan kamu bisa memberikan yang terbaik. Hati yang kuat dan mental yang kuat saya ayunkan tangan ini untuk menyerahkan proposal saya kembali. Seminggu kemudian saya menunggu bapak itu di ruang magister tepatnya pada jumat 16-1-15 namun sayang sbapak itu tidak datang saya terpaksa harus menunggu minggu depan lagi. kemudian saya pergi ke fakultas adab untuk melihat kembali apakah proposal saya sudah di koreksi oleh bapak farhkan dan alhamdulillah sudah di koreksi. yang di minta oleh beliau adalah revisi grammernya saja itu tepatnya 15-1-15. Saya berdoa kepada allah swt moga proposal saya ini secepatnya di tanda tangani karena saya punya harapan bisa wisuda bulan 5 atau mei tahun 2015 dan sekarang sudah bulan januari.
Pada tanggal 4 September 2015, saya terjadwal untuk ujian comprehensive dan alhamdulillah lulus dengan pernyataan dosen penguji bahwa thesis saya bisa di ajukan untuk ujian working in progress I (WIP I). Ketika itu saya merasa sedikit lega dan bergejolak untuk mengerjakan thesis ini dengan secepatnya. Saya sangat berharap bahwa S2 saya ini selesai ketika saya semeter 7 dan mentok2 di awal semester 8. Amin.
Komentar
Posting Komentar