Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Memberi dan Menerima

Pesan pak Arfan untuk murid-muridnya dalam film Laskar Pelangi "Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya dan bukan menerima sebanyak-banyaknya" Sudah nonton film Laskar Pelangi? Jika belum silahkan ditonton karena film itu bagus. Memberikan sesuatu yang kita miliki tidaklah mudah. Jika barang itu telah ada pada genggaman kita maka kita pun berpikir bahwa barang itu adalah milik kita seutuhnya dan tak ada milik orang lain meskipun hanya sedikit saja. Oleh karena itu, sifat memberi tidaklah tercipta begitu saja pada diri seseorang namun sifat itu harus dilatih secara terus menerus. Sifat ini selayaknya kita latih mulai saat ini supaya kita bisa mengikuti nasehat pak Arfan tersebut. Memberi itu tidaklah barang semata, kita bisa memberikan yang lain seperti pertolongan, senyum, dan lainnya. Contoh memberi dalam film tersebut adalah mengajarkan ilmu kepada murid-muridnya. Pak Arfan rela mengajarkan ilmu yang ia miliki meskipun dengan bayaran yang tidak tetap bahkan t

Antara Puasa Nazar dan Puasa Senin-Kamis

Saya pernah memiliki niat untuk bernazar jika impian saya tercapai. Ternyata impian saya dikabulkan Allah swt (alhamdulillah). Terus saya melaksanakan nazar tersebut. Ditengan-tengah pelaksanaan nazar saya, saya melakukan puasa nazar di hari senin (atau kamis, saya lupa) sehingga teman saya yang lain juga ikut sahur. Terus, saya berniat untuk berpuasa sunnah senin dan nazar. Waktu itu suara niatnya saya sedikit kedengaran (niat saya menggunakan bahasa Indonesia "sengaja aku puasa sunnah senin dan nazar lillahi taala"). Kemudian, teman saya menegur saya dan langsung melakukan commentar bahwa niatnya didahulukan puasa nazar terus puasa sunnah senin. Dengan komentar itu saya langsung mengubah redaksi niat saya. Teman saya yang memberikan komentar tersebut adalah alumni Al Azhar Cairo.  Namun sampai saat ini saya belum pernah membaca alasan kenapa harus niat puasa nazar terlebih dahulu dibanding puasa sunnah hari senin. Mungkin niat antara puasa nazar dengan puasa sunnah hari s

Menjadi Guru dan Murid

Judul ini saya temukan di dalam buku yang berjudul "Jejak Pembaruan Sosial dan Kemanusiaan Kiai Ahmad Dahlan yang ditulis oleh Abdul Munir Mulkhan terbitan tahun 2010 oleh Kompas Judul ini membahas tentang peran seseorang kapan harus menjadi seorang guru dan seorang murid meskipun ia sudah menjadi seorang guru. Tidak akan ada penamaan guru bagi seseorang jika tidak memiliki murid. Sebaliknya, tidak akan dikatan murid jika tidak belajar dengan seorang guru. Guru dan murid saling membutuhkan, guru butuh murid untuk mengajarkan ilmunya dan murid butuh guru untuk belajar. Apabila saya katakan kata Guru, maka yang terpikir dalam pikiran saya adalah seseorang yang mengajar di dalam kelas dihadapan para muridnya. Guru itu menulis materi yang akan dijelaskannya, serta memberikan contoh-contoh terkait materi yang sedang diajarkan.  Kapan menjadi guru dan kapan menjadi murid? Menjadi guru ketika menguasai materi yang akan dijelaskan dan menjadi murid ketika tidak memahami dan mengu

Logo UIN Jakarta, IAIN Padang Sidempuan dan Provinsi Sumatra Utara

Manfaatkan Yang 5 Sebelum Yang 5

1. Manfaatkan Hidup  sebelum Mati Hidup di dunia ini tidak akan ada kedua kalinya. Hidup hanya sekali layaknya seperti pohon pisang yang berbuah sekali saja lalu mati. Begitu juga dengan kehidupan manusia, kesempatan untuk hidup hanya sekali saja. Hidup itu sama halnya dengan waktu yang mana waktu itu tidak bisa diundur kecuali waktu untuk acara. Seorang kakek yang sudah berumur 60 tidak akan bisa menjadi bayi atau muda lagi sebab masa bayi dan muda itu telah berlalu. Saya pernah dengar "waktu itu uang", waktu itu pedang" namun pernah kah kamu mendengar pepatah "waktu adalah emas". Waktu adalah uang dan Waktu adalah pedang sudah sering kita dengar namun yang satu ini sangat jarang bahkan hampir tidak pernah "waktu adalah emas". Katanya harga emas itu gak naik dan gak kurang, yang naik dan turun adalah nilai uang maka uang lebih lemah dibanding emas. Namun emas akan lebih lemah dibanding waktu. Alasannya emas yang hilang bisa dicari sementara waktu

Komunitas Atap Langit (Koala)

Koala adalah singkatan dari Komunitas Atap Langit dan nama ini sudah familiar bagi anggotanya. Kemungkinan, nama ini terlahir disebabkan tempat diskusinya berada di atas coran kos-kosan dan langsung beratapkan langit. Jika hujan datang maka tempat itu akan kena air hujan secara merata. dan anggota komunitas akan kabur. Anggota Koala adalah mahasiswa-mahasiswa sarjana, pasca sarjana, dan doktor. Mereka melaksanakan diskusi satu kali dalam seminggu. Waktu yang dipilih untuk berdiskusi adalah malam sabtu pada pukul 19.00 wib. Kegiatan berdiskusi sudah lama dikenal namun pelaksanaan diskusi masih langka terlihat di luar kelas.  Usia Koala belum lah lama, sekitar 2 bulanan namun semangat anggota untuk hadir masih semangat. Susunan acara di Koala 1. Pembukaan mc 2. Pembacaan kalam Ilahi 3. Puisi 4. Stand Up 5. Penyajian materi 6. Tanya jawab, tanggapan, tambahan 7. Penutupan dengan kafarotul Majlis Susunan acara ini akan diisi oleh anggota. Penunjukan untuk menjadi MC